Sabtu, 05 September 2009

BUDIDAYA PISANG

Pisang
(Banana (Ingg.), Musa sp. (Latin))
Botani:
• Famili Musaceae dari ordo Scitaminae dan terdiri dari dua genus, yaitu genus Musa dan Ensete. Genus Musa terbagi dalam empat golongan, yaitu Rhodochlamys, Callimusa, Australimusa dan Eumusa. Golongan Australimusa dan Eumusa merupakan jenis pisang yang dapat dikonsumsi, baik segar maupun olahan. Buah pisang yang dimakan segar sebagian besar berasal dari golongan Emusa, yaitu Musa acuminata dan Musa balbisiana. Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah Indo-Malaya.
• Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji/bersifat partenokarpi.
Syarat Tumbuh:
• Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam topografi tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring. Produktivitas pisang yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah pada pH 4.5-7.5. Suhu harian berkisar antara 25 o - 27 o C dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun.
Jenis-jenis Pisang yang Dikonsumsi:
• Pisang Ambon Kuning
Pisang Ambon Kuning cocok untuk hidangan buah segar, memiliki ukuran buah lebih besar daripada pisang ambon lainnya dengan kulit buah tidak terlalu tebal dengan warna kuning muda. Daging buah yang sudah matang berwarna putih kemerahan. Rasa daging buah pulen, manis, dan aromanya harum. Dalam satu tandan terdapat 6-9 sisir (satu sisir berisi 15-20 buah) dengan berat per tandan 18-20 kg.
• Pisang Ambon Lumut
Pisang Ambon Lumut cocok untuk hidangan buah segar. Kulit buah berwarna hijau walaupun sudah matang dan lebih tebal daripada kulit buah pisang ambon kuning. Daging buah hampir sama dengan pisang ambon kuning hanya sedikit lebih putih. Daging buah agak keras, aroma lebih harum dan rasanya lebih manis. Dalam satu tandan terdapat 7-12 sisir dengan berat 15 – 18 kg..
• Pisang Ambon Putih
Pisang Ambon Putih cocok untuk hidangan buah segar. Ukuran buah lebih besar daripada pisang ambon lumut. Kulit buah yang sudah matang berwarna kuning keputih-putihan. Daging buah berwarna puith kekuningan dengan rasa agak asam, dan beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 10-14 sisir dengan berat 15-25 kg.
• Pisang Barangan
Pisang Barangan cocok untuk hidangan buah segar. Pisang Barangan terdiri dari 2 jenis, yaitu pisang barang yang berwarna kemerah-merahan dan yang berwarna kuning. Pisang Barangan yang berwarna kemerah-merahan memiliki daging buah yang lebih besar dan rasa yang lebih enak dan aroma yang lebih harum daripada yang berwarna kuning. Dalam satu tandan terdapat 5-12 sisir degang berat 9-20 kg.
• Pisang Raja
Pisang Raja cocok untuk hidangan buah segar maupun olahan. Kulit buah tebal dan berwarna kuning berbintik hitam pada buah yang telah masak. Ukuran buah cukup besar dengan diameter 3,2 cm dan panjang 12-18 cm. Daging buah yang telah matang berwarna kuning kemerahan bila dimakan terasa legit dan manis dengan aroma harum. Dalam satu tandan terdapat 6-9 sisir (setiap sisir berisi 14-16 buah) dengan berat per tandan 12-16 kg. Bunga muncul 14 bulan sejak anakan dan buah akan masak 5,5 bulan kemudian.
• Pisang Kepok
Pisang Kepok cocok untuk makanan olahan. Jenis pisang kepok yang lebih dikenal adalah pisang kepok putih dan pisang kepok kuning dengan warna daging buah sama seperti namanya. Daging buah bertekstur agak keras dengan aroma yag kurang harum. Kulit buah sangat tebal dan berwarna hiaju kekuningan pada buah yang telah masak. Pisang kepok kuning rasanya lebih enak daripada pisang kepok putih. Dalam satu tandan dapat mencapai 10-16 sisir (satu sisir berisi 20 buah pisang) dengan berat per tandan 14-22 kg.
• Pisang Tanduk
Pisang Tanduk cocok untuk makanan olahan. Buahnya berukuran besar dengan panjang lebih dari 20 cm. Kulit buah tebal dan berwarna kuning kemerahan berbintik hitam. Daging buah yang sudah matang berwarna putih kemerahan. Dalam satu tandan terdapat hanya sekitar 1-3 sisir (satu sisir terdiri dari 10-15 buah) dengan berat per tandan 7-10 kg.
• Pisang Badak
Kulit buah agak tebal, berwarna kuning berbintik hitam. Daging buah berwarna puith kekuningan. Rasa buah manis agak asam dengan aroma kurang harum. Dalam satu tandan terdapat 7-9 sisir dengan berat per tandan mencapai 14 – 18 kg.
• Pisang Nangka
Pisang Nangka cocok untuk makanan olahan. Buah berukuran agak panjang, sekitar 15 cm. Kulit buah agak tebal dan berwarna hijau walaupun sudah matang (buah yang sangat masak berwarna hijau kekuningan). Daging buah berwarna kuning kemerahan dengan rasa manis agak asam dan beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 7-8 sisir dengan berat tandan 11-14 kg.
• Pisang Mas
Pisang Mas cocok untuk hidangan buah segar. Buah berukuran kecil-kecil dengan diameter 3-4 cm. Kulit buah tipis dengan warna kuning cerah pada buah yang masak. Daging buah lunak, rasanya sangat manis dan aromanya harum. Dalam satu tandan terdapat 5-9 sisir (satu sisir dapat mencapai 18 buah) dengan berat per tandan 8-12 kg.
• Pisang Susu
Pisang Susu cocok untuk hidangan buah segar. Ukuran buah kecil hampir sama dengan pisang mas. Kulit buah tipis, berwarna kuning berbintik hitam. Daging buah putih kekuningan. Rasa buah manis, lunak dan berarom harum. Dalam satu tandan terdapat sekitar 8 sisir (satu sisir berisi 12-16 buah) dengan bertat per tandan 12-16 kg.
• Pisang Cavendish
Pisang Cavendish cocok untuk hidangan buah segar. Dari 36 subkultivar pisang cavendish hanya beberapa subkultivar yang telah diusahakan sebagai tanaman perkebunan, yaitu:
o Grain Naine, berasal dari Perancis. Bentuk buah silindris dari atas ke bawah membentuk kerucut. Setiap tandap terdiri dari 12 sisir(satu sisir terdiri dari 24-36 buah) dengan bobot 45-65 kg. Jarak antar sisir cukup longgar sehingga jumlah buah yang salah bentuk tidak banyak.
o Petit Naine, berasal dari Perancis. Buah berukuran kecil dan cukup ringan. Rasanya kurang manis. Jarak antar sisir cukup dekat sehingga banyak buah yang salah bentuk.
o Omalag, berasal dari Filipina. Buah di tandan bagian atas berukuran relatif besar selanjutnya makin ke bawah makin mengecil. Jarak antar sisir berdekatan.
o William, berasal dari Australia. Dibedakan menjadi dua, yaitu william tall dan william small. Ukuran buah relatif seragam dengan kulit buah tipis berwarna kuning kehijauan ketika matang. Jarak antar sisir cukup jauh. Bobot buah per tandan 35-50 kg.
o Valery, berasal dari Amerika Tengah. Bentuk buah cukup bagus karena jarak antar sisir relatif jauh. Setiap tandan terdiri dari 14-20 sisir dengan bobot per tandan 35-50 kg.
Kandungan Gizi:
• Kandungan gizi yang terdapat dalam buah pisang cukup tinggi. Nilai gizi yang terdapat tiap 100 g buah pisang adalah kalori sebesar 79 kal, protein 1.2 g, lemak 0.2 g, kalsium 8.0 g, besi 0.5 mg, vitamin A 1.0 mg, vitamin C 10 mg dan vitamin B 0.08 mg.
Penggunaan:
• Buah pisang tidak hanya dikonsumsi dalam keadaan segar namun juga dikonsumsi dalam bnetuk olahan. Buah pisang dapat diproses menjadi tepung pisang, pure, bir, cuka, kripik, sale, dodol, dan saus.
• Tanaman pisang termasuk tanaman yang serbaguna. Selain buahnya, bagian lainnya juga dapat dimanfaatkan. Bonggol pisang dapat dijadikan soda sebagai bahan baku sabun dan pupuk kalium. Batangnya dapat digunakan sebagai pengahsil serat bahan baku kain dan makanan ternak. Daun pisang banyak digunakan sebagai pembungkus makanan tradisional.
Penanaman:
• Membuat lubang tanam 50 x 50 x 50 cm
• Berbagai Jarak Tanam pada Penanaman Beberapa Kultivar Pisang di Indonesia
Jarak tanam (m) Kultivar pisang
2 x 2 mas, barangan
3 x 3 dwarf cavendish, gross michel, nangka, raja, raja sereh
4 x 4 giant cavendish, tanduk, kepok
• Pupuk kandang yang telah dicampur furadan diberikan sebesar 15 kg per lubang tanam (untuk tanah berpasir sebesar 20 – 25 kg)
• Ditaburkan pupuk fosfat 20 g di dasar lubang tanam dan ditutup tanah tipis
• Sebelum ditanam, bibit dicelupkan ke dalam fungisida Dithane M-45 dengan konsentrasi 1.5 mg/l dan pada lubang tanam ditaburkan furadan sebanyak 10 g
• Penanaman pisang dilakukan secara bertahap (2 tahap, setahun dua kali) dengan selisih penanaman 6 bulan. Penanaman pertama dilakukan dengan jarak tanam renggang (4 mx 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan di antara jarak tanam yang telah datanami. Tujuan penanaman seperti ini adalah untuk mengatur waktu panen dan pembongkaran tanaman pada tahun ke 5, 9 , 13, 17 agar tidak serempak sehingga pada tahun-tahun tersebut masih dimungkinkan adanya panen.
• Pemupukan dilakukan 4 kali setahun, yaitu pada saat tanam dan sesudah tanam sebanyak 3 kali. Dosis pupuk tegantung dari tingkat kesuburan tanah. Jika kandungan N tanah rendah maka pupuk N (ZA) yang diberikan sekitar 1900 kg/ha/tahun. Jika kandungan N tinggi maka pupuk N (ZA) yang diberikan hanya 900 kg/ha/tahun. Pemberian pupuk N dibagi menjadi 4 kali, ¼ bagian waktu tanam dan sisanya dibagi merata dalam tiga kali pemupukan. Pupuk fosfat diberikan saat tanam sebesar 160 kg/ha. Pupuk kalium diberikan sebesar 800 kg/ha/tahun sampai 1250 kg/ha/tahun dengan cara aplikasi sama seperti pupuk N.
Pemeliharaan Tanaman:
• Pengendalian gulma dilakukan secara manual dan mekanis. Penyiangan dengan mesin ring wedding berjari-jari 1 meter dilakukan saat tanaman berumur 1 bulan sampai 5 bulan. Pada usia tiga bulan pertama pembersihan gulma dilakukan secara intensif untuk mengurangi akibat negatif dari kompetisi. Pengendalian gulma sudah mulai dapat dikurangi pada usia tanaman 5 bulan karena kanopi tanaman dapat menekan pertumbuhan gulma. Setelah tanaman berumur 5 bulan (tinggi sekitar 1-1.5 m), pengendalian gulma dilakukan dengan herbisida. Penggunaan herbisida pada saat tanaman mencapai ketinggian 1-1.5 meter bertujuan agar daun tanaman pokok tidak terganggu oleh herbisida. Penyiangan dilakukan dengan selang waktu 2-3 bulan sekali.
• Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (berusia 9 bulan), 1 anakan/daughter (berusia 7 bulan), dan 1 anakan muda/grand daughter (berusia 3 bulan), dilakukan rutin setiap 6-8 minggu. Tujuan dari penjarangan tanaman adalah menjaga kestabilan jarak tanam, dan menjaga kontinuitas produksi melalui pemilihan umur anakan dalam satu rumpun. Anakan berumur 6 bulan dapat digunakan sebagai bahan tanaman untuk inisiasi kebun baru dan ditanam di antara baris tanaman pada penanaman tahap pertama. Pembongkaran dilakukan pada tahun ke-5. Rumpun pisang hasil penanaman tahap pertama dibongkar pertama kali dilanjutkan pembongkaran kedua pada 6 bulan berikutnya pada sisa rumpun yang ada.
• Pemotongan bunga jantan dilakukan setelah 2 sisir terakhir muncul kira-kira 30 hari setelah anthesis. Kemudian buah dibungkus dengan kantong plastik (polyethylene) Dursband 1E yang mengandung insektisida pada umur 50 hari setelah anthesis. Pohon yang sedang berbuah ditopang dengan bambu atau mengikatkan pangkal tandan pisang pada kabel yang terbentang diantara barisan tanaman pisang agar batang tidak roboh sebelum buah dipanen.
• Pemberian air dilakukan untuk menjaga kelembaban tanah agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Cara pemberian air dapat dengan sistem leb atau mengalirkan air melalui saluran irigasi. Perkebunan-perkebunan pisang di luar negeri seperti Filipina, Brasil dan Panama menerapkan tiga cara irigasi buatan untuk mengairi tanaman pisang, yaitu irigasi curah di atas kanopi (over head system), irigasi curah di bawah kanopi (under tree system), dan irigasi tetes (drip irrigation system).
• Pemeliharaan sanitasi kebun dilakukan tiap 45 hari sekali meliputi kegiatan pembersihan daun kering, penjarangan anakan dan pembuangan sisa tanaman bekas panen. Pemeliharaan sanitasi kebun bertujuan untuk menjaga lingkungan kebun yang sehat dan baik bagi pertumbuhan tanaman pisang.
Hama dan Penyakit:
• Hama:
o Ulat Penggulung Daun (Erionata thrax) menyebar di Asia Tengara. Gejala: larva instar awal membuat irisan miring pada tepi daun dan menggulung ke atas bagian yang terpotong sebagian dan lambat laun gulungan makin lebar. Pada serangan berat hanya tersisa tulang daun dan gulungan daun. Curah hujan yang tinggi menekan populsi instar awal. Pada daerah yang terlindung dari angin populasi hama tinggi.
o Penggerek Buah Pisang (Nacoleia octasema) menyebar di Asia Tenggara. Gejala: seperti kudis buah bercak kecoklatan sebagian membusuk.
o Penggerek Batang Pisang (Cosmopolies sordidus) menyebar di daerah tropika. Gejala: larva instar awal membuat beberapa gerekan memanjang pada jaaringan bagian luar hinga menembus seludang daun bagian dalam di dekatnya. Hama ini menggerek pangkal batang dan rhizoma. Serangan di daerah pegunungan lebih tinggi dari dataran rendah. Populasi hama banyak terdapat pada tanaman yang terlalu tua serta pada tungul dan rhizoma yang tersisa. Pengendalian: sanitasi kebun dan pemanenan secara periodik.
o Odoiporus longicallis merupakan hama sekunder. Larva menggerek ke dalam tengah batang hinga seludang daun.
• Penyakit:
o Penyakit Layu Fusarium (Penyakit Panama) disebabkan oleh Fusarium oxysporium. Penyakit ini merupakan penyakit yang merugikan setelah layu bakteri dan menyebar luas diseluruh dunia.
 Gejala:
 Tepi daun bawah kuning tua lalu menjadi coklat dan mengering
 Pangkal tangkai daun patah
 Kadangkala batang palsu bagian luar belah dari pangkal
 Pada belahan membujur pangkal batang palsu tedapat garis-garis coklat kehitaman ke berbagai arah (pada pangkal batang) batang batang palsu hingga tangkai daun terjadi perubahan warna berkas pembuluh
 Pengendalian: Pencegahan
o Bercak daun cercospora (penyakit sigatoka) disebabkan oleh Mycosphaerella musicola. Penyakit ini kadang kala merugikan dapat menurunkan kuantitas dan kualitas buah namun kurang mendapat perhatian di Indonesia.
 Gejala:
 Bercak kecil memanjang kuning pucat atau hijau kecoklatan sejajar tulang daun
 Bercak membesar menjadi coklat tua hingga hitam ellips (0.5 cm x 1.5 cm)
 Pada daun tua pusat bercak mengering kelabu dengan tepinya coklat tua dengan halo kuning
 Pada pusat bercak ada titik hitam
o Bercak daun cordana disebabkan oleh Cordana musae. Penyakit ini terdapat di tiap negara penanam pisang namun dianggap kurang penting.
 Gejala:
 Bercak ellips kecil kemudian membesar coklat pucat konsentris dengan halo kuning
 Sering bercampur dengan bercak cercospora
 Bercak dapat merupakan hawar
o Penyakit kerdil pisang disebabkan oleh Banana Bunchy Top Virus (BBTV). Penyebaran penyakit di Asia Tenggara, Asia Selatan, Pasifik, Australia, dan beberapa negara Afrika.
 Gejala:
 Awal: garis-garis pendek terputus-putus diselingi titi-titik terdapat di antara dan sejajar tulang-tulang daun sekunder
 Lanjut: daun-daun yang muncul berikutnya (daun-daun muda) tumbuh lebih tegak lebih pendek lebih sempit tangkai daun lebih pendek. Sepanjang tepi daun terjdai klorosi dan kering daun menjadi rapuh. Infeksi pda tanaman muda menyebabkan tanaman tidak berproduksi
 Pengendalian:
 penerapan karantina tumbuhan
 penggunaan bibit bebas virus
 roguing
 penggunaan insektisida
o Pseudomonas solanacearum atau penyakit layu bakteri pisang.(penyakit moko). Serangan terjadi terutama saat pisang menjelang berbunga. Tanaman tiba-tiba layu tanpa didahului menguningnya daun. Pada bonggol pisan terdapat lendir.
o Xanthomonas celebens (penyakit darah). Bakteri menyerang pembuluhbatang pisang melalui akar. Pembuluh yang terserang akan mengeluarkan cairan seperti darah apabila dipotong.
Pengendalian Kuantitas dan Kualitas Produk:
• Kegiatan pengendalian kuantitas dan kualitas produk bertujuan untuk menjaga buah agar memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan terutama untuk tujuan ekspor. Rusaknya buah (turunnya kualitas buah) dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain tandan buah menyentuh tanah karena pohon roboh, gesekan daun/gesekan mekanis lainnya terhadapbuah, serangan hama dan penyakit terhadap buah serta adanya getah yang menempel pada buah.
• Pengendalian ini dimulai sejak kuntum bunga muncul dari batang semu hingga buah siap panen. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
o Penyuntikan kuntum bunga pada saat bunga (jantung) pisang muncul 2/3 dari pucuk batang semu dengan insektisida sistemik untuk mencegah serangan aphid yang dilakukan pada 10 cm dari ujung bunga
o Pembuangan sisa bunga betina yang menempel pada buah setelah selesai pembungaan pada umur 30 hari setelah anthesis
o Pembuangan daun terakhir dan daun tua yang menempel pada buah
o Penyisaan daun pada saat fase perkembangan buah tidak kurang dari 4 helai
o Pemasangan penyanggah pada tanaman yang sedang berbuah
o Pembungkusan buah dengan plastik polyethylene yang mengandung insektisida pada saat tandan sudah terbentuk sempurna (50 hari setelah anthesis), jantung yang masih kuncup dan dua sisir buah terbawah dibuang. Setelah dibungkus, tandan diberi tanda untuk menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur dan ukuran buah seragam.
Penentuan Waktu dan Cara Panen:
• Penentuan waktu panen yang tepat akan menghasilkan kualitas buah pisang yang baik. Panen buah dilakukan saat tingkat perkembangan fisiologi buah maksimum. Pada saat perkembangan buah maksimum, kandungan pati mencapai tingkat tertinggi sehingga dalam proses pematangan dapat diubah menjadi gula yang cukup tinggi. Secara visual, buah pisang yang siap panen menunjukkan tanda-tanda seperti bentuk buah tampak bulat berisi dan sudut penampangnya rata serta tangkai bekas putik telah gugur.
• Cara pemanenan, yaitu batang pisang dipotong kira-kira setengah diameter batang pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah. Tandan buah ditahan agar tidak terjatuh ke tanah lalu dipotong.
• Kriteria kematangan pisang:
Tingkat Kematangan Warna Kulit Buah Persen Pati Persen Gula Keterangan
1 Hijau 20 0.5 Keras
2 Hijau Mulai Kuning 18 2.5 -
3 Hijau lebih banyak dari Kuning 16 4.5 -
4 Kuning lebih banyak dari Hijau 13 7.5 -
5 Kuning lebih banyak namun ujung buah masih hijau 7 13.5 -
6 Seluruhnya kuning 2.5 18.0 Mudah dikupas
7 Kuning sedikit bintik coklat 1.5 19.0 Masak penuh aroma
8 Kuning dengan banyak bintik coklat 1.0 19.0 Lewat masak, daging buah gelap, aroma tinggi sekali
Penanganan Pasca Panen:
• Pemotongan sisir pisang dari tandannya
• Pencucian sisir dari kotoran dan getah serta dilakukan seleksi buah
• Pencucian sisir pisang yang sudah terseleksi dalam air bersih mengalir
• Penyusunan sisir pada rak terbuka lalu dikeringanginkan dengan mengalirkan udara kering pada sisir-sisir pisang tersebut
• Pengemasan sisir pisang pada kotak karton per 15 kg (3-5 sisir ukuran besar atau 6-9 sisir ukuran kecil)
• Penyemprotan fungisida Al2(SO4)3 (120 ml/15 kg pisang)
• Pengepakan pada kontainer
DARI BERBAGAI SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar